Pages

Rabu, 07 Januari 2015

Motivasi Belajar Siswa


Pengertian Motivasi Belajar Siswa
            Motivasi adalah dorongan yang menuju ranah afektif. Motivasi juga sangat diperlukan untuk setiap siswa. Sebelum mengetahui apa itu motivasi, sebaiknya diketahui terkebih dahulu apa itu motif. Menurut Woodworth dan Marques (Mustaqim dan Wahib, 2010, hlm. 72), “Motif adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap situasi di sekitarnya”.      
            Motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Mc. Donald (Djamarah, 2011, hlm. 148) mengatakan “Motivation is a energy change within the person characterized by effective arousal and anticipatory goal reactions”. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.

Bersambung...........................

Daftar Pustaka
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustaqim dan Wahib, Abdul (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Selasa, 30 Desember 2014

Teori Belajar Van Hiele

Teori Belajar Geometri Van Hiele
Van Hiele adalah seorang guru matematika yang berasal dari Belanda. Van Hiele melakukan penelitian berdasarkan tiga unsur utama dalam pembelajaran geometri, yaitu waktu, materi, dan metode. Jika ketiga unsur tersebut dipadukan, maka akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa kepada tahapan berpikir yang lebih tinggi. Menurut Van Hiele (Subarinah, 2006) ada lima tahapan dalam pembelajaran geometri, yaitu:
  1. Tahap pengenalan. Pada tahap pengenalan, siswa mulai belajar mengenal bangun geometri secara keseluruhan tanpa harus memahami sifat-sifatnya.
  2. Tahap analisis. Pada tahap analisis, siswa mulai mengenal sifat-sifat yang dimiliki suatu bangun geometri, tetapi belum memahami hubungan sifat antarbangun.  
  3. Tahap pengurutan. Pada tahap pengurutan, siswa telah dapat mengenal dan memahami sifat-sifat bangun geometri serta dapat mengurutkannya.
  4. Tahap deduksi. Pada tahap deduksi, siswa mampu membuat kesimpulan umum dan membawa sifat-sifat tersebut ke hal-hal yang khusus. 
  5. Tahap akurasi. Pada tahap akurasi, siswa menyadari pentingnya keakuratan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pembuktian suatu teorema. 
Daftar Pustaka

Subarinah, Sri (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.